Teknologi adalah sahabat
Sejatinya sahabat tak pernah akan membuat sahabat lainnya terperosok, terjatuh bahkan menderita. Teknologi seharusnya bisa menjadi bagian hari hidup sebagai sahabat, teknologi yang selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup ini, mereka yang membenci teknologi berarti mereka membenci perkembangan dan kemajuan. Mereka yang membenci teknologi mereka harus siap dengan berbagai kesulitan dan kerumitan hidup khususnya dalam urusan kerja dan bisnis. Karena teknologi diciptakan bukan untuk menjadikan orang semakin sulit dan mempersempit diri, tapi ia diciptakan untuk urusan-urusan bisnis agar menjadi lebih mudah.
Sahabat, kita ini kan tak pernah meminta
untuk hadir dijaman ini, kita tidak meminta tangan, tidak meminta kaki, mata,
telinga dan organ tubuh yang lainnya, kita juga tidak meminta laki – laki atau
perempuan, tapi Allah sudah berikan ini, ini adalah takdir yang sudah menjadi
ketentuan, tidak bisa kita tolak apa lagi sampai kita benci, membenci atas sesuatu
yang Allah berikan kepada kita. Karena buruk menurut kita belum tentu buruk
bagi Allah, sebagaimana firmanNya, dalam Surat Al Baqoroh ayat 216. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat
buruk bagimu”.
Secara pribadi saya lebih adem melihat
status – status WhatApps atau Facebook yang berisi nasehat atau kata mutiara
kebaikan, apa lagi nasehat – nasehat tersebut dibuat dalam bentuk gambar atau
Video, dari pada membaca kalimat – kalimat kebencian, cacian dan makian. apakah
anda juga sama?..
Bukankah kita sering mendengar, bahwa
setiap nasehat yang kita berikan kepada orang, kemudian orang itu melakukannya,
maka kita mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya tersebut
tanpa dikurangi sedikitpun, lantas kenapa tidak memanfaatkan status di medsos
untuk hal tersebut. Bayangkan bila ada satu orang saja yang tergerak hatinya
karena melihat nasehat kita lantas ia berbuat baik lalu bertobat. Maka pada
kebaikan orang tersebut kita mendapatkan pahala atasnya, bagaimana bila dua
orang, tiga orang atau bahkan ribuan orang yang melihat nasehat distatus kita
lalu semuanya tergerak hatinya, Masya Allah, sahabat bisa membayangkan sendiri
betapa banyaknya pahala mengalir yang berasal dari tulisan yang kita buat.
Maka perlu diperhatikan isi dari status,
jaga kualitas isi percakapan, perhatikan juga waktu – waktu saat membuat status
dan ketika bermain di media sosial, bedakan juga tentang pengguna yang aktif
dan pasif dengan membedakan tulisan – tulisan di statusnya, pengguna yang pasif
sering kali share dan menulis yang tidak penting atau cenderung hal – hal yang
tidak layak di baca, yang palingpenting adalah perhatikan tentang niat dan
alasan anda bermain dimedia sosial, karena alasa hanya bermain – main saja,
lebih mendekatkan diri anda kepada hal – hal buruk yang belum pernah
terpikirkan akan terjadi. Niatkan bahwa hal ini untuk bertemu dengan teman –
teman yang jauh, bertukar informasi penting, saling memberi nasehat dan
kebaikan diantara para pengguna.
Dan untuk kebaikan pengguna itu sendiri
butuh hal yang perlu dilakukan,
v Miliki akun dengan foto profil yang sopan,
bila perlu tidak usah menggunakan foto untuk wanita, karena banyak hal terjadi
bermula dari foto profil yang disalahgunakan.
v Milikilah teman – teman yang kita kenal,
bila tidak kenal pilihkan yang sopan dan santun dalam statusnya. Jadi tidak
langsung asal konfirmasi teman ya..
v Hapus teman – teman yang mengandung
resiko, maksudnya kita tidak kenal, fotonya asal asalan, dan status – statusnya
tidak pantas dibaca.
v Berkomen boleh, asal dengan bahasa yang
baik.
v Awas hati2 tidak boleh asal like atau
ngasih jempol yaa
v No sara, No Hoax
v Selalu jaga etika
Dalam bermedsos kita pasti pernah dan akan
terus meng-ekspos, mengekpos adalah rutinitas bagi tiap user yang aktif dalam
dunia medsos. Karena bersifat rutinitas inilah, ada saja dari beberapa hal atau
postingan yang terkadang lepas kontrol, dan akhrinya postingan kita mampu
membuat orang lain tersinggung, atau bahwa postingan dapat membahayakan diri
sendiri. Maka bijaklah dalam meng-upload postingan, mengomentari postingan
orang lain, begitu juga bijak dalam menayangkan foto – foto atau video yang
kita rekam atau buat. Tidak sedikit hal yang tidak diinginkan terjadi bermula
dari postingan seseorang di media sosial, hal itu mampu menyinggung, hingga
berujung pada hukum pidana. Tidak jarang juga bermula dari foto dan video yang
kita posting akhirnya kita mendadak terkenal, masalah bukan terkenal pada sisi
positifnya tapi malah kita dikenal orang dari sisi negatifnya. Sehingga secara
tidaks adar kita telah mencemarkan nama baik diri kita sendiri.
Dalam ilmu fikih, kita mengenal “pahala
jariah”, yang pahalanya terus mengalir walau sudah tak melakukannya laki,
hingga saat matipun nanti, pahalanya terus mengalir. Namun kitapun jangan
pernah melupakan bahwa sisi lainya nya ada pula “dosa jariyah” yang dosanyapun
tetap mengalir walau meskipun sudah tidak melakukannya lagi atau bahkan ketika
mati nanti.
Sebagaimana hadist rasulullah, “Barang siapa
yang membuat suatu kebiasaan (tradisi, sunnah) yang baik dalam Islam, maka ia
memperoleh pahala dari perbuatan yang ia kerjakan dan perbuatan orang yang
menirunya tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun. Dan, barang siapa yang
membuat suatu kebiasaan buruk dalam Islam, pun ia akan memperoleh dosa dari
perbuatan yang ia kerjakan dan perbuatan orang-orang yang menirunya tanpa
mengurangi dosanya sedikit pun.” (HR. Muslim).
Lantas apa contoh dari dosa Jariyah?,
v orang – orang yang mempelopori , dan menginisiasi perbuatan maksiat dan
dosa. Membuat sebuah komunitas, dimana didalam komunitas tersebut program –
progranya adalah kegiatan-kegiatan maksiat.
v Orang – orang yang mengajak atau
memotivasi orang lain untuk berbuat jahat dan maksiat, tidak melakukannya, tapi
ia justru memotiasi orang lain untuk melakukan kemaksiatan maka ia telah
mendapatkan dosa terus menerus selama orang yang termotivasi tersebut melakukan
kemaksiatan
Komentar
Posting Komentar